Nama: Selvi Wijaya (915120054)
Kelas: B (Dasar - dasar Periklanan)
Dosen: Santo Tjhin
Sumber:
- Buku "Advertising That Sells" oleh Dyah Hasto Palupi & Teguh Sri Prambudi
Summary:
- Bagian IX - Client Lifetime Loyalty Leads to Sustainable Profit
Client Lifetime Loyalty Leads to Sustainable Profit
Loyalty = Sustainable Profit
Ya, sejak pertama kali Dwi Sapta berdiri, Adji Watono
menyakini betul prinsip-prinsip loyalitas pelanggan dalam pengembangan
perusahaan. Tak hanya sebatas meyakini, Adji juga mempraktikkannya selama 25
tahun terakhir sehingga tulang punggung operasi Dwi Sapta hingga detik ini
dilandasi prinsip-prinsip loyalitas pelanggan.
1.
Hampir 90% revenue dan profit Dwi Sapta saat ini
dihasilkan dari klien lama. Dari jumlah klien yang ditangani saat ini, sebagian
besar adalah klien lama, baik besar maupun kecil, yang berusia lima tahun ke
atas.
2.
Hampir semua klien yang dulunya masih kecil dan
kini telah menjadi besar sampai detik ini masih merupakan klien setia Dwi
Sapta. Sebut saja.
3.
Client defect atau klien yang kadaluarsa yaitu
klien yang karena alasan tertentu tidak lagi meneruskan menggunakan jasa Dwi
Sapta sangatlah kecil.
Kami membagi-bagi pelanggan berdasarkan kualitasnya menjadi
empat tingkatan yaitu:
·
First Time Buyer: pembeli yang untuk pertama
kalinya membeli produk dan merasakan layanan yang kita berikan.
·
Report Customer;pelanggan yang sudah bisa
merasakan nikmatnya menggunkana produk dan merasakan layanan kita.
·
Loyal Client: pelanggan yang mulai memakai “kaca
mata kuda”, tak gentar sedikit pun oleh godaan produk dan perusahaan lain.
·
Lifetime Advocator: pelanggan yang tak hanya
cinta setengah mati kepada produk dan perusahaan Anda, lebih jauh lagi ia
membela mati-matian.
Lalu apa hubungan empat tingkatan tersebut dengan Dwi Sapta?
Mengamati perjalanan bisnis Dwi Sapta selama 25 tahun terakhir, kami melihat
bahwa perusahaan memiliki kepiawaian dalam membawa pelanggannya dari first time
buyer menjadi repeat customer, kemudian menjadi loyal client, dan akhirnya
menjadikannya lebih lanjut sebagai lifetime advocator. Tentu saja, itu semua
dilakukan tak hanya dalam kurun waktu 1-2 tahun, tapi lima, sepuluh bahkan
belasan tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar