Halaman

Senin, 18 November 2013

SERVE WITH THE HEART

Nama: Selvi Wijaya (915120054)
Kelas: B (Dasar - dasar Periklanan)
Dosen: Santo Tjhin


Sumber:
  • Buku "Advertising That Sells" oleh Dyah Hasto Palupi & Teguh Sri Prambudi
Summary:
  • Bagian V - Serve With The Heart



Serve With The Heart

SERVICE CULTURE = SUSTAINABLE COMPETITIVE advantage

Menurut Adjie, berbuat baik kepada pelanggan melalui layanan yang diberikan haruslah menjadi way of life dan waf of thinking. Artinya setiap tindakan karyawan haruslah dilandasi pola pikir dan asumsi dasar bahwa mereka harus memberikan yang terbaik kepada pelanggan. Do the best for clients.
Prinsip-prinsip yang dikemukakan Adjie di atas selintas memang klise, karena biasa kita dapati pada banyak buku mengenai layanan dan ucapan tokoh-tokoh bisnis ternama. Namun ditangan Adjie, kata-kata itu menjadi demikian hidup karena telah berkembang menjadi nilai-nilai (common values) yang dijunjung dan disepakati bersama oleh karyawan untuk menjadi landasan dalam bekerja dan berbisnis.
Budaya perusahaan memiliki dua elemen dasar, yaitu nilai-nilai inti yang diyakini perusahaan (core values) dan perilaku (common behavior) yang dipraktikkan seluruh karyawan dalam menjalankan aktivitas perusahaan sehari-hari.

Your clients buy three things:      
1.      Your company
2.      Your product
3.      YOU = product

Kata “YOU” sengaja ditulis dengan huruf besar, karena selling point utama dwi sapta di mata klien terletak pada serve with the heart dan aktor utama dibalik serve with the heart itu tak lain orang-orangnya: YOU. PRODUCT utama yang ditawarkan ke klien. Mengapa ditulis dengan huruf besar? Sebab, sekali lagi “produk” ini bersifat unik dan sulit ditiru pesaing.

COSTUMER AS HUMAN BEING

Poin penting adalah keyakinan besar Adji untuk memperlakukan pelanggan sebagai manusia apa adanya (treat customers as human being). Berikut komentar Adji mengenai hal ini, Mereka harus dipuaskan hatinya, Mereka harus dipuaskan pikirannya. Pertama-tama mengetahui what they want, what they need, what they want to do. Dari situ kami layani mereka sesuai dengan needs-wants mereka masing-masing, kami cocokan chemistry nya. Memang needs berbeda-beda, sehingga untuk masing-masing klien servisnya juga harus berbeda-beda. Namun bagi saya, prinsip human being, bahwa mereka adalah manusia biasa, sifatnya universal.



Tidak ada komentar: