Nama: Selvi Wijaya (915120054)
Kelas: B (Dasar - dasar Periklanan)
Dosen: Santo Tjhin
Sumber:
- Buku PERIKLANAN Perspektif Ekonomi Politik
Summary:
- Bagian VIII - Tubuh sebagai Alat Periklanan
Bab kedelapan akan menjelaskan tentang peran tubuh
dalam periklanan, bentuk-bentuk seksualitas dalam periklanan, serta konstruksi
sosial atas pemaknaan tubuh.
SEKSUALITAS TUBUH
Tubuh biasa ditampilkan dengan berbagai bentuk dan
fungsinya. Mengenai seksualitas tubuh, perlu digarisbawahi bahwa ketertarikan
terhadap seksualitas bukan hanya muncul dalam diri pria. Terdapat kesalah yang
mengasumsikan bahwa pria tertarik pada seks sementara perempuan tidak. Asumsi
ini perlu di kedepankan karena tubuh dan eksploitasi terhadapnya tidak hanya
dialami oleh perempuan. Berbagai media telah mengomodifikasi tubuh menjadi
objek yang dapat diperjualbelikan dan ‘dinikmati’, sebut saja majalah pria
seperti playboy atau FHM.
Perlahan tapi pasti, kemunculan perempuan dalam
iklan mulai mendominasi. Tubuh yang ditampilkan dalam iklan dapat dibagi dalam
dua bagian, yaitu konkret dan imajinatif, Secara konkret, tubuh ditampilkan
sebagai alat sekaligus sasaran dari produk yang akan dipasarkan. Pengemasan
bentuk konkret ini muncul biasanya dalam iklan kosmetik, sabun mandi, shampoo,
susu, suplemen dsb. Sedangkan secara imajinatif, tubuh difungsikan sebagai
harapan, mimpi atau imajinasi liar agar iklan tampil lebih menarik. Tubuh bukan
lagi sebatas alat dan sasaran, melainkan difungsikan pula sebagai ‘pemuasan’
terhadap hasrat laki-laki maupun perempuan. Lihat bagaimana iklan ‘The Axe
Effect’ menjadikan perempuan sebagai imajinasi laki-laki.
TIPE SEKSUALITAS DALAM PERIKLANAN
Tom Reichert membagi beberapa tipe seksualitas yang
muncul dalam iklan, diantaranya: nudity, sexual behavior, physical
attractiveness, sexual referents dan sexual embeds.
Nudity pada dasarnya merupakan gambaran tubuh yang
dibungkus dengan pakaian minim atau menggoda. Seperti celana pendek, pakaian
minim, bikini dan baju ketat adalah contoh nudity dalam iklan. Model-model
iklan dengan jenis busana tersebut dapat membangkitkanpersepsi seksual orang
yang melihatnya.
Sexual behavior dapat dimengerti sebagai suatu
tindakan yang berkaitan pada perjumpaan dengan hal-hal yang mengarah pada
tindakan maupun ciri dari tindakan seksual. Ia biasa ditampilkan dalam iklan
secara individual maupun berpasangan (pria dan wanita). Model yang berperan
dalam iklan biasanya menunjukan sexual behavior dengan membuat kontak mata dengan
pemirsa, menggoda, maupun dengan gerakan atau bahasa tubuh yang provokatif.
Bentuk ini bisa ditemukan dalam iklan kontrasepsi, minuman berenergi dsb.
Physical attractiveness atau daya tarik tubuh
diartikan sebagai kekuatan daya pikat tubuh yang tampil untuk mendukung kerja
periklanan. Model-model perempuan kemudian dijadikan sebagai representasi dari
kecantikan tubuh. Bentuk-bentuk daya tarik tubuh biasanya muncul dalam iklan
sabun mandi, sampo, pemutih kulit, kosmetik, maupun produk khusus ditujukan
bagi perempuan.
Sexual referents merupakan gambar maupun
kalimat-kalimat yang mengarah, mendukung, dan membangun pada imajinasi seksual.
Sexual referent sangat berbeda dengan nudity dan sexual behavior. Orang hanya
mendengar atau melihat kalimat dalam iklan tersebut terdorong pada ‘fantasi’
berupa motif-motif seksual. Tentu informasi seksual ini hanya bisa dipahami
oleh orang yang beranjak dewasa. Bentuk-bentuk iklan dengan tipe seksualitas
ini jarang ditemui di Indonesia, kecuali dalam majalah-majalah tertentu yang
menampilkan iklan produk-produk luar negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar