Halaman

Kamis, 07 November 2013

Nama: Selvi Wijaya (915120054)
Kelas: B (Dasar - dasar Periklanan)
Dosen: Santo Tjhin


Sumber:
  • Buku  PERIKLANAN Perspektif Ekonomi Politik
Summary:
  • Bagian II - Segitiga Konglomerasi
 


Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah menempatkan bisnis periklanan sebagai sumber ekonomi yang berlimpah. Konglomerasi pun tumbuh dengan trias ekonomika yang merajai; korporasi multinasional, agen periklanan, dan media massa.
Bab kedua ini, berisi tentang konsep segitiga konglomerasi sebagai pola bisnis yang terbentuk di dalam perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, kebangkitan pasar dalam mendorong tumbuhnya korporasi, sistem ekonomi yang mendukung kepentingan korporasi, sistem kerja yang dijalankan agen periklanan, dan upaya penguasaan dalam bisnis media massa.

KORPORASI MULTINASIONAL

Jika Anda membeli sebuah produk lalu mengamati kemasannya, Anda akan menemukan nama korporasi multinasional di dalamnya. Sebut saja Unilever, korporasi yang produknya lekat denga kebutuhan sehari-hari masyarakat Indonesia. Nama lain yang sudah tidak asing di sebagian telingan masyarakat seperti Nestle, Coca-Cola, Nike dll. Kekuatan besar korporasi multinasional sebenarnya muncul sejalan dengan globalisasi dan suatu kondisi yang disebut dengan istilah 'kebangkitan pasar'. Menurut Mikhael Dua dalam bukunya Filsafat Ekonomi, kebangkitan pasar disebabkan oleh beberapa faktor:
  1. Runtuhnya Uni Soviet, yang secara ideologi memiliki pandangan berbeda dengan Barat (khususnya Amerika), baik dalam bidang politik maupun ekonomi.
  2. Bangkitnya sebuah peradaban baru yang ditentukan oleh ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi.
  3. Menjamurnya gerakan humanisme akibat ketidakadilan sosial. Ketika sebuah negara tidak bisa memberikan jaminan keamanan dan keadilan kepada masyarakatnya, seluruh kekecewaan masyarakat akan ditumpahkan kepada negara. Di sinilah paham laissez faire (paham yang identik dengan ajaran liberalisme dan pasar bebas) mengambil alih peran negara dalam kevakumannya.
 Nama-nama korporasi multinasional dan produk-produknya menjadi sangat familliar di masyarakat karena media massa membuka jalan bagi mereka untuk menabur iklan. Oleh sebab itu, sistem ekonomi yang ditopang teknologi komunikasi dan informasi ini akan membentuk korporasi multinasional, agen periklanan, dan media menjadi organisasi besar dengan modal segunung dan keuntungan berlipat-lipat. Inilah yang bisa kita sebut sebagai segitiga konglomerasi. Melalui peningkatan teknologi komunikasi dan informasi, korporasi dan agen periklanan membangun citra atas sebuah produk. Kegiatan perdagangan dan promosi bisa dikontrol dengan teknologi informasi meski jaraknya sangat jauh, transaksi juga dapat dilakukan dengan lebih mudah melalui penggunaan Internet banking atau kartu debet yang praktis. Korporasi juga bisa mengambil langkah-langkah strategis melalui data informasi ketika mereka akan melakukan ekspansi pasar untuk meningkatkan jumlah konsumen.

AGEN PERIKLANAN

Etika PAriwara Indonesia (Tata Krama dan Tata Cara Priklanan Indonesia) yang dikeluarkan Dewan Perwakilan Indonesia (2007) menyebutkan bahwa agen atau perusahaan periklanan merupakan suatu organisasi usaha yang memiliki keahlian untuk merancang, mengoordinasi, mengelola, dan atau memajukan merek, pesan, dan atau media komunikasi pemasaran untuk dan atas nama pengiklan dengan memperoleh imbalan atas layanannya tersebut.

Kekuatan iklan sebagai salah satu budaya dominan tidak lepas dari keberadaan agen periklanan. Mereka adalah pionir, garis depan, atau panglima yang diperlukan dalam memenangkan perang di dalam arena ekonomi serta dalam era komunikasi dan informasi. Karena itu agen periklanan tumbuh menjadi sektor bisnis yang sangat menggiurkan juga menjadi sebuah organisasi konglomerasi.
Mereka memiliki sistem yang beragam, sebagaimana yang disampaikan Turow (2009: 600-603) dengan dimensi-dimensi kerja agen periklanan dibawah ini:
  1.  Business-to-business agencies us consumer agency
  2. General agencies us speciality agency
  3. Traditional agency us direct-marketing agencies
  4. Agency networks us stand-alone firms
Business-to-business agencies merupakan cara kerja agen periklanan denga mengampanyekan produk perusahaan kepada perusahaan lain, misalnya sebuah perusahaan pembuat kancing memakai jasa agen periklanan supaya perusahaan kemeja mau bekerja sama dengan perusahaan tersebut.Ini merupakan bentuk perang perdagangan antar perusahaan dan sasarannya bukan konsumen sebagaimana yang menjadi target consumer agency. Ini merupakan strategi yang jitu untuk menjatuhkan lawan main dalam persaingan bisnis. Dalam praktek nya, kegiatan ini sangat membutuhkan keahlian negosiasi dan persuasi bagi agen periklanan untuk dapat menumbuhkan kepercayaan di hadapan perusahaan lain.

Untuk kemudahan dalam praktek kerja agen periklanan terbagi dua: general agencies dan speciality agency. General agencies yaitu agen periklanan yang menerima seluruh pesanan iklan dari berbagai jenis produk atau jasa apapun. Kalau speciality agency hanya mau menerima pembuatan iklan produk tertentu. Sedangkan berdasarkan cara pemasarannya, agen periklanan dibagi menjadi traditional agency dan direct-marketing agencies. Traditional agency aalah praktek agen periklanan yang hanya sebatas pembuatan iklan untuk kemudian bisa tampil di media massa agar dapat mendorong konsumen membeli produk yang diiklankan. Kalau direct-marketing agencies, mereka tidak hanya sebatas jasa pembuat iklan, tetapi juga jasa pengelolaan kotak suara konsumen, kontak telepon pemasaran, TV komersial, serta upaya-upaya lain yang bisa mendorong konsumen untuk membeli barang yang diiklankan pada saat itu secara langsung.

Ada agen periklanan yang hanya memiliki satu kantor di satu kota disebut stand-alone firms, ada juga agen periklanan yang memiliki jaringan sangat luas dengan kantor cabang di berbagai kota dan negara disebut agency networks system. Agency networks inilah yang berpeluang mengembangkan agen periklanan menjadi sebuah konglomerasi seperti beberapa agen periklanan multinasional.
Hasil kerja agen periklanan adalah informasi. Untuk mentransmisikan informasi tersebut, agen periklanan melakukannya dengan dua cara:
  1. memasang iklan di media massa seperti televisi, koran, majalah atau radio
  2. menjual langsung kepada konsumen dengan sales promotion girl sebagai salah satu prajurit mereka
Meskipun korporasi atau perusahaan-perusahaan memiliki divisi pemasaran dalam struktur organisasinya, direct marketing agencies sebagaimana yang disebut Turow, masih menjadi pilihan ketika divisi itu tidak saggup menangani tuntutan target penjualan yang sangat tinggi.





Daftar Pustaka:
Supriadi, Yadi. 2013. Periklanan Perspektif Ekonomi Politik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Tidak ada komentar: