Nama: Selvi Wijaya (915120054)
Kelas: B (Dasar - dasar Periklanan)
Dosen: Santo Tjhin
Sumber:
- Buku PERIKLANAN Perspektif Ekonomi Politik
Summary:
- Bagian II - Segitiga Konglomerasi
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah menempatkan bisnis periklanan sebagai sumber ekonomi yang berlimpah. Konglomerasi pun tumbuh dengan trias ekonomika yang merajai; korporasi multinasional, agen periklanan, dan media massa.
Bab kedua ini, berisi tentang konsep segitiga konglomerasi sebagai pola bisnis yang terbentuk di dalam perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, kebangkitan pasar dalam mendorong tumbuhnya korporasi, sistem ekonomi yang mendukung kepentingan korporasi, sistem kerja yang dijalankan agen periklanan, dan upaya penguasaan dalam bisnis media massa.
KORPORASI MULTINASIONAL
Jika Anda membeli sebuah produk lalu mengamati kemasannya, Anda akan menemukan nama korporasi multinasional di dalamnya. Sebut saja Unilever, korporasi yang produknya lekat denga kebutuhan sehari-hari masyarakat Indonesia. Nama lain yang sudah tidak asing di sebagian telingan masyarakat seperti Nestle, Coca-Cola, Nike dll. Kekuatan besar korporasi multinasional sebenarnya muncul sejalan dengan globalisasi dan suatu kondisi yang disebut dengan istilah 'kebangkitan pasar'. Menurut Mikhael Dua dalam bukunya Filsafat Ekonomi, kebangkitan pasar disebabkan oleh beberapa faktor:
- Runtuhnya Uni Soviet, yang secara ideologi memiliki pandangan berbeda dengan Barat (khususnya Amerika), baik dalam bidang politik maupun ekonomi.
- Bangkitnya sebuah peradaban baru yang ditentukan oleh ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi.
- Menjamurnya gerakan humanisme akibat ketidakadilan sosial. Ketika sebuah negara tidak bisa memberikan jaminan keamanan dan keadilan kepada masyarakatnya, seluruh kekecewaan masyarakat akan ditumpahkan kepada negara. Di sinilah paham laissez faire (paham yang identik dengan ajaran liberalisme dan pasar bebas) mengambil alih peran negara dalam kevakumannya.
AGEN PERIKLANAN
Etika PAriwara Indonesia (Tata Krama dan Tata Cara Priklanan Indonesia) yang dikeluarkan Dewan Perwakilan Indonesia (2007) menyebutkan bahwa agen atau perusahaan periklanan merupakan suatu organisasi usaha yang memiliki keahlian untuk merancang, mengoordinasi, mengelola, dan atau memajukan merek, pesan, dan atau media komunikasi pemasaran untuk dan atas nama pengiklan dengan memperoleh imbalan atas layanannya tersebut.
Kekuatan iklan sebagai salah satu budaya dominan tidak lepas dari keberadaan agen periklanan. Mereka adalah pionir, garis depan, atau panglima yang diperlukan dalam memenangkan perang di dalam arena ekonomi serta dalam era komunikasi dan informasi. Karena itu agen periklanan tumbuh menjadi sektor bisnis yang sangat menggiurkan juga menjadi sebuah organisasi konglomerasi.
Mereka memiliki sistem yang beragam, sebagaimana yang disampaikan Turow (2009: 600-603) dengan dimensi-dimensi kerja agen periklanan dibawah ini:
- Business-to-business agencies us consumer agency
- General agencies us speciality agency
- Traditional agency us direct-marketing agencies
- Agency networks us stand-alone firms
Untuk kemudahan dalam praktek kerja agen periklanan terbagi dua: general agencies dan speciality agency. General agencies yaitu agen periklanan yang menerima seluruh pesanan iklan dari berbagai jenis produk atau jasa apapun. Kalau speciality agency hanya mau menerima pembuatan iklan produk tertentu. Sedangkan berdasarkan cara pemasarannya, agen periklanan dibagi menjadi traditional agency dan direct-marketing agencies. Traditional agency aalah praktek agen periklanan yang hanya sebatas pembuatan iklan untuk kemudian bisa tampil di media massa agar dapat mendorong konsumen membeli produk yang diiklankan. Kalau direct-marketing agencies, mereka tidak hanya sebatas jasa pembuat iklan, tetapi juga jasa pengelolaan kotak suara konsumen, kontak telepon pemasaran, TV komersial, serta upaya-upaya lain yang bisa mendorong konsumen untuk membeli barang yang diiklankan pada saat itu secara langsung.
Ada agen periklanan yang hanya memiliki satu kantor di satu kota disebut stand-alone firms, ada juga agen periklanan yang memiliki jaringan sangat luas dengan kantor cabang di berbagai kota dan negara disebut agency networks system. Agency networks inilah yang berpeluang mengembangkan agen periklanan menjadi sebuah konglomerasi seperti beberapa agen periklanan multinasional.
Hasil kerja agen periklanan adalah informasi. Untuk mentransmisikan informasi tersebut, agen periklanan melakukannya dengan dua cara:
- memasang iklan di media massa seperti televisi, koran, majalah atau radio
- menjual langsung kepada konsumen dengan sales promotion girl sebagai salah satu prajurit mereka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar