Nama: Selvi Wijaya (915120054)
Kelas: B (Dasar - dasar Periklanan)
Dosen: Santo Tjhin
Sumber:
- Buku "Advertising That Sells" oleh Dyah Hasto Palupi & Teguh Sri Prambudi
Summary:
- Bagian VI - Create Intimacy, Build Agency - Client Chemistry
Create Intimacy, Build Agency-Client Chemistry
Kalau di Bab 1 secara meyakinkan kami menyimpulkan bahwa the
real differentiation Dwi Sapta terletak pada faktor servis, atau kalau meminjam
istilah Adji watono “serve with the heart”. Maka di bab ini secara meyakinkan
pula kami mengatakan bahwa “serve with the heart” tersebut menjadi pijakan bagi
perusahaan ini untuk menjalin hubungan jangka panjang dengan klien-kliennya.
Serve with the heart menjadi modal berharga bagi Dwi Sapta untuk menjalin
IN SEARCH OF SOLUTION
Bicara kedekatan Dwi Sapta dengan klien-kliennya, kami jadi
teringat pada buku yang sangat otoritatif untuk bahasan mengenai kedekatan
perusahaan dengan pelanggannya. Judulnya Customer Intimacy, buku ini punya
tesis yang sederhana mengenai mekanisme dari proses terbentuknya customer
intimacy antara perusahaan dan pelanggannya,
Ø
Perusahaan terus mencari cara untuk menemukan
solusi bagi setiap harapan dan keinginan pelanggannya. Tanpa Anda mengahasilkan
solusi terhadap setiap problem dan keinginan pelanggan, maka mustahil customer
intimacy bisa terwujud.
Ø
Perusahaan membangun hubungan personal dengan
pelanggannya. Perlu dicamkan bahwa customer intimacy bukanlah hubungan yang
sifatnya transaksional yang dijalankan hanya sekali, di mana masing-masing pihak
saling mengeksploitasi untuk mendapatkan keuntungan sepihak semaksimal mungkin.
Intinya customer intimacy adalah hubungan yang dilandasi kepercayaan dan
keterbukaan subur karena Anda men-deliver result ke pelanggan.
Ø
Commitment atau lebih tepatnya over commitment.
Dengan komitmen, Anda akan deliver result, dengan komitmen, Anda akan mencapai
kinerja terbaik; dengan komitmen Anda akan memperoleh kepercayaan dan
integritas dari pelanggan.
Dalam uraian bab ini, kami akan mencoba mengulas bagaimana
prinsip-prinsip customer intimacy di atas diterapkan dan dipraktikkan di Dwi
Sapta. Jadi kesimpulannya, bagi Dwi
Sapta,
Flexibility is
solution,
Speed is solution,
Low cost is solution,
But...
Client’s success is
ULTIMATE solution
Kalau ultimate solution Dwi Sapta adalah sukses klien, lalu
bagaimana caranya agensi ini mencapainya? Masih menurut Wiersema, solusi klien
bisa terwujud dengan baik melalui tiga pendekatan. Pertama adalah memberikan
layanan yang persis sesuai dengan yang diinginkan klien, istilah populer nya
adalah customization atau fitting solution.
Kedua adalah mengarahkan klien mencapai hasil yang semakin
baik. Pendekatan inilah yang menjadi dasar bagi kedua pihak, agensi dan klien,
untuk tumbuh bersama, senang-susah bersama. Terakhir adalah mengintegrasikan
proses dan operasi yang ada di agensi dengan yang ada di klien. Pendekatan ini
membawa konsekuensi bahwa antara agensi dan klien sudah seperti satu entitas
yang saling melengkapi dan mengisi.
Be Friend
Komponen kedua untuk membangun customer intimacy adalah
dengan membangun hubungan personal dengan klien, yaitu dengan menggunakan
pendekatan human connection. Di Dwi Sapta, human connections ini tercemin dari
pendekatan dasar yang selalu diterapkan Adji Watono dalam melayani klien, ayitu
memberlakukan klien sebagai human being.
Ketika Dwi sapta memperlakukan klien sebagai human being,
maka pendekatan emosional lebih penting ketimbang melalui rasional. Pendekatan
relationship lebih dominan ketimbang transaksional. Otak kanan lebih
menginginkan peran ketimbang otak kiri. Heart lebih dominan ketimbang head.
Over Commitment (No intimacy without commitment!!)
Apalagi, di bisnis periklanan yang dimasuki Dwi Sapta, yang
pelanggannya adalah key account yang telah menjalin hubungan bertahun-tahun.
Untuk bisa mempertahankan klien, mau tak mau Dwi Sapta harus bisa
mempertahankan komitmen dari waktu ke waktu. Maka, tak mengherankan, salah satu
kompetensi utama perusahaan ini untuk memenangi persaingan adalah kompetensi
dalam memelihara komitmen pada klien-klien jangka panjangnya.
Mempertahankan komitmen-komitmen waktu, sumber daya,
finansial, orang dan sebagainya – dalam waktu 1-2 tahun barangkali biasa dan
mudah. Namun, bila komitmen itu harus dipertahankan, dipupuk dan dikembangkan
dalam kurun lima, sepuluh, bahkan belasan tahun, tentu saja hal itu butuh daya
tahan dan energi tersendiri.
Persis seperti yang dikatakan Adji, bahwa ketika Anda hanya
menjadi pemain yang nothing, tak ada cara lain selain Anda harus kerja lebih
keras dari si pemimpin pasar. Selain itu, Anda juga harus lebih keras dari si
pemimpinpasar. Selain itu, Anda juga harus punya komitmen 200%, Anda tak cukup
commit, Anda harus over commit!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar