Halaman

Senin, 18 November 2013

DJARUM COKLAT DAN DJARUM 76: BREAK OLD RULES OF THE GAME, THINK OUT OF THE BOSS

Nama: Selvi Wijaya (915120054)
Kelas: B (Dasar - dasar Periklanan)
Dosen: Santo Tjhin


Sumber:
  • Buku "Advertising That Sells" oleh Dyah Hasto Palupi & Teguh Sri Prambudi
Summary:
  • Bagian XV - Djarum Coklat dan Djarum 76: Break Old Rules of the Game, Think Out of the Box





Djarum Coklat dan Djarum 76

Break Old Rules of The Game, Think Out of The Box

Semangat Revitalisasi

Iklan Djarum Coklat dan Djarum 76yang mulai menggema tahun 2002, boleh dikata merupakan gambaran tentang Djarum yang tengah bersemangat merevitalisasi diri di awal millenium baru. Sebagai pemain nasional, Djarum termasuk tiga besar. Akan tetapi layaknya produk lama – terlebih fanatisme dan loyalitas di kalangan konsumennya – Djarum tak ingin produknya hanya dikonsumsi generasi 1970-an. Djarum berharap produknya juga digemari oleh generasi muda, para potential buyer.

Rejuvenasi yang dilakukan lantaran Djarum melihat bahwa penjualan SKT berpotensi meningkat karena masyarakat yang tengah terkena krisis bisa menikmati SKT yang harganya lebih murah ketimbang rokok filter.

Sebenarnya, antara coklat dan 76 tak ada perbedaan signifikan. Pasar utama coklat adalah Jawa Barat, sementara 76 amat kuat di Jawa Tengah, Jawa timur dan Bali. Dalam iklan coklat tergambar alam dan tradisi Jawa Barat, adapun iklan 76 mempertontonkan alam dan budaya Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Brand Personality

Coklat dan 76 lahir di keluarga yang sama. Mereka anak-anak kandung Djarum di kategori SKT. Rasanya pun sama. Perbedaan hanya pada sebaran wilayah penetrasi, kemasan dan tentunya tahun kelahiran: Coklat 1972, sedangkan 76 muncul empa tahun kemudian. Brand personality kedua produk, Coklat ingin meremajakan usia target pasarnya dari 35 tahun menjadi anak muda perkotaan usia 20 tahun. Sementara 76, ingin ke arah anak muda usia 20 tahun ke atas yang tinggal di perkotaan dengan status ekonomi B, C dan D.

Out of The Box


Keberhasilan Coklat menciptakan citra tak lagi rokoknya orang tua segera membuat Dwi Sapta ngebut untuk membuat hal yang sama bagi 76. Sebenarnya bisa saja 76 mengambil model komunikasi yang diterapkan pada coklat yaitu musik.

1 komentar:

tokorestu_com mengatakan...

djarum coklat itu enak banget, tapi tembakaunya terlalu padat jadi ga enak di isepnya alias ketot.
Jual dompet kulit pria
Jual tas kulit pria
Jual sabuk kulit pria