Halaman

Sabtu, 16 November 2013

Strategi Periklanan

Nama: Selvi Wijaya (915120054)
Kelas: B (Dasar - dasar Periklanan)
Dosen: Santo Tjhin


Sumber:
  • Buku  PERIKLANAN Perspektif Ekonomi Politik
Summary:
  • Bagian IV - Strategi Periklanan

Bab keempat ini memaparkan berbagai macam strategi yang dilakukan iklan, aspek emosional yang dimainkan dalm iklan, strategi budaya yang dilakukan dalam periklanan, dan fungsi iklan dalam membentuk produk unggulan.


PSIKOLOGI HARAPAN

Rasa tidak puas atas pencapaian, dorongan hidup agar lebih baik, atau tantangan untuk terus melakukan inovasi menjadi semacam kekuatan penggerak bagi segala bentuk perkembangan. Harapan tumbuh menjadi kebutuhan manusia agar dapat tetap bertahan dalam setiap segi kehidupan. Ekonomi misalnya, dibangun atas harapan meningkatkan kesejahteraan dimana setiap orang bisa mencapai keuntungan sebesar-besarnya dalam putaran produksi maupun dalam persaingan pasar. Begitu penting dan emosionalnya sehingga tidak satu pun manusia bisa mengelaknya. Iklan adalah representasi dari segudang pengalaman emosional yang pernah manusia alami yang kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk pesan yang tervisualisasi. Coba kita perhatikan berapa banyak iklan yang mencoba memberikan harapan kepada kita; harapan akan kebahagiaan, kebanggan maupun kepuasan dikemas dengan berbagai tampilan yang menarik. Karena periklanan ini berjalan setiap hari, setiap orang yang menyaksikannya secara tidak sadar menyerap semua bentuk harapan itu ke dalm memorinya dan akhirnya menjadi dorongan awal dari seluruh keingin yang akan datang.

Gambaran harapan yang ditawarkan iklan sangat erat kaitannya dengan perilaku dan motivasi seseorang, motivasi itu kemudian diterjemahkan dalam aktivitas konsumsi. Sebagaimana yang disampaikan Matin Khan dalam Consumer Behavior and Advertising Management, perilaku konsumen dalam mengkonsumsi prosuk lebih didorong oleh motivasi laten yang kadang tidak disadari. Menurutnya konsumen ‘tidak membeli’ produk, Mereka pada dasarnya membeli sebuah motif pemenuhan atau solusi dari sebuah permasalahan. Misalnya, seseorang tidak membeli sofa, tetapi membeli kenyamanan; atau sesorang pada dasarnya tidak membeli kosmetik; tetapi membeli sebuah harapan untuk cantik atau tampan.
Beberapa indikator yang bisa kita jadikan sebagai gambaran dimana sebuah iklan dapat sukses, diantaranya:

1.      Berisi sebuah pencapaian atau pemenuhan harapan
2.      Dikemas dengan mengikutsertaan kelas sosial dari golongan tertentu yang biasanya diwakili seorang artis
3.      Memiliki slogan yang sederhana; namun menarik dan mudah diingat
4.      Melibatkan emosi seperti kebanggaan, persahabatan, atau kesetiaan
Praktek yang dilakukan pembuat iklan adalah pencarian informasi tentang:
1.      Motif untuk membeli
2.      Bagaimana memformulasikan strategi untuk memenuhi motif-motif tersebut
3.      Bagaimana mereduksi konflik diantara berbagai konflik di antara berbagai motif

Ketika strategi ini sudah ditemukan, upaya selanjutnya adalah bagaimana menjawab harapan yang ada dalam diri konsumen, lalu kemudian iklan berusaha mewujudkannya, juga menjawab konflik laten tersebut dari tidak menjadi ya.

IMING-IMING HADIAH

Agar output dari kegiatan industri berjalan dengan baik dan tidak terjadi ketimpangan, mau tidak mau harus ada alat yang bisa merespons semua output tersebut. Dalam kondisi inilah, iklan ditempatkan sebagai alat respons terhadap output industri dengan jalan mendorong peningkatan jumlah konsumsi. Bayangkan, jika sebuah produk diciptakan dengan jumlah yang sangat melimpah, namun pembeli atau konsumsi minim, apa yang akan terjadi? Paling tidak akan menyebabkan, pertama over production, yakni suatu kondisi yang menggambarkan krisis dalam putaran produksi dan konsumsi yang diakibatkan daya beli masyarakat rendah. Kedua gulung tikar, bagi perusahaan yang tidak bisa mengatasi krisis tersebut. Dalam mengahadapi situasi ini, periklanan sangat dibutuhkan.

Bagi sebagian perusahaan, beberapa cara mungkin telah dilakukan seperti pemotongan harga dengan berbagai macam kampanye, seperti buy one get free one atau potongan harga 40% All item. Selain itu, metode promosi dalam bentuk sponsorship dan pelayan terpadu juga dilakukan. Dari sekian banyak pemasaran, iming-iming hadiah juga masih dilakukan dengan harapan dapat mendongkrak tingkat konsumsi masyarakat terhadap sebuah produk.
Dari berbagai media massa , paling tidak ada beberapa jenis hadiah yang melibatkan sekian banyak segi emosional masyarakat, diantaranya:

Kesenangan, bisa kita kategorikan sebagai suatu kondisi emosional yang diakibatkan oleh faktor-faktor di luar diri manusia. Iklan biasanya menyentuh sisi kesenangan dengan memberikan hadiah dalam bentuk barang ataupun uang. Kebanggaan, segi emosional yang muncul karena pencapaian terhadap suatu keinginan.Hadiah yang ditawarkan iklan tidak lain berupa kesempatan seseorang, misalnya kesempatan menjadi bintang iklan, artis dsb. Kebahagiaan, sisi emosional seseorang yang dianggap melekat pada atau tidak dapat dipisahkan dari dirinya. Hadiah yang ditawarkan iklan dengan sentuhan emosional kebahagiaan biasanya seperti hadiah paket haji dan umroh, paket liburan dsb.

PENDEKATAN BUDAYA

Keberhasilan iklan dalam memasarkan sebuah produk bukan hanya karena iklan bisa menawarkan sejumlah harapan dan hadiah, strategi lain yang dilakukan dalam praktek periklanan adalah menampilkan sebuah representasi dari nilai-nilai budaya di mana masyarakat itu berada. Pendekatan budaya membuat sebuah produk semakin dekat dengan masyarakat dengan cara mengikutsertakan simbol-simbol sebagai representasi dari identitas masyarakat setempat. Misalnya, dalam masyarakat Indonesia mayoritas muslim , “cap halal” menjadi bagian yang sangat penting untuk dicantumkan dalam setiap kemasan produk yang akan dipasarkan.
Perayaan hari besar atau hari raya keagamaan juga menjadi salah satuarena periklanan bekerja. Sebuah momen di mana keyakinan menjadi dasar utama, mendorong masyarakat sedapat mungkin bisa membuat hari itu lebih spesial dibanding hari-hari lain. Karena periklanan menjadi senjata utama dalam perang perebutan pasar, setiap negara memberlakukan aturan yang mengontrol peperangan agar tidak menimbulkan korban, baik budaya, religi, maupun norma yang berlaku dalam maryarakat.
Di negara-negara lain seperti Arab Saudi dan Iran, peraturan dibuat lebih ketat, yakni melarang perempuan tampil dalam bentuk iklan apa pun. Sedangkan Malaysia, perempuan boleh tampil sebagai bintang iklan. Karena norma, ideologi masyarakat dipandang sangat penting sebagai sebuah strategi periklanan, pengetahuan para kreator iklan tentang budaya menjadi modal utama.

PRODUK SUPERLATIF

Apa yang harus dilakukan jika sebuah produk sudah dikenal masyarakat?Apakah masih perlu pemanfaatan iklan?Jawabannya tidak. Iklan akan selalu dibutuhkan dalam setiap usaha pengusaan pasar. Faktanya ada beberapa produk yang sudah berhasil menjadi merek terkemuka dan menguasai pasar, namun tetap memanfaatkan keberadaan iklan. Tujuannya tidak lain untuk menjadikan merek dagang mereka sebagai produk yang paling unggul atau dengan istilah lain sebagai produk superlatif.
Misalnya seseorang ketika membeli air kemasan pasti menyebut Aqua, tetapi penjualnya membeli merek lain. Untuk menjadikan produknya sebagai unggulan (TOP OF MIND) memerlukan waktu yang sangat lama, iklan pun harus menampilkan diri dalam tingkat frekuensi yang sangat tinggi atau sesering mungkin.
*iklan luar ruang, reklame, tembok, billiboard*
Contoh kasus dalam produk superlatif:

Di Indonesia, ketika peraturan sekolah mewajibkan setiap siswa menggunakan sepatu berwarna hitam, merek sepatu Warrior menjadi produk yang ‘tanpa saingan’ sangat lama. Anak SD sampai SMA menggunakan merek sepatu tersebut.Kesuksesan Warrior sebagai produk superlatif pada akhirnya menjadikan merek dagang itu sebagai influencer bagi merek lain. Jenis sepatu sekolah kemudian muncul dalam berbagai merek, seperti All star, New Balance, New Era, Logo atau Bata, tentunya dengan maksud mengambil bagian keuntungan dari peraturan sekolah yang diterapkan.





Daftar Pustaka:
Supriadi, Yadi. 2013. Periklanan Perspektif Ekonomi Politik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Tidak ada komentar: