Nama: Selvi Wijaya (915120054)
Kelas: B (Dasar - dasar Periklanan)
Dosen: Santo Tjhin
Sumber:
- Buku PERIKLANAN Perspektif Ekonomi Politik
Summary:
- Bagian VII - Rasionalitas Modern Dalam Periklanan
Bab tujuh ini berisi analisis mengenai berbagai
diskursus seputar kemajuan dunia modern, faktor-faktor pendorong kemajuan ilmu
pengetahuan, problem kebenaran menyangkut fakta dan informasi, peran kapital
dan otoritas dalam praktik periklanan, serta dukungan sains dan teknologi
terhadap kemajuan kapitalisme.
TAHAP PERKEMBANGAN PEMIKIRAN
Perkembangan periklanan tidak dapat lepas dari
perubahan corak berpikir manusia yang berlangsung terus-menerus. Individu yang
menerima informasi melakukan kegiatan mengolah, menganalisis lalu memutuskan,
apakah fakta melalui informasi yang ditampilkan oleh iklan dapat dipercaya atau
tidak. Pola berpikir ini biasa kita sebut sebagai empirisme. Empirisme adalah
doktrin bahwa sumber seluruh pengetahuan berasal dari pengalaman. Selain itu
berpikir adalah kerja aktif dan kreatif manusia. Pemikiran manusia sendiri
bukan sesuatu yang ajeg semula, ia berjalan melalui perkembangan selama ribuan
tahundengan proses belajar secara terus menerus.
Pada tahap teologis, semua fenomena dunia fisik
dikaitkan dengan kepercayaan manusia akan keberadaan Tuhan sebagai causa prima.
Manusia dianggap awam terhadap apa yang mereka saksikan. Bencana alam atau
fenomena fisik lainnya mereka kaitkan dengan kemarahan maupun rencana Tuhan.
Sedangkan dalam tahap metafisis, Tuhan maupun dewa dalam mitologi digantikan
dengan kekuatan lain yang bersifat adi-kodrati (naturalis). Dua penjelasan
tersebut mengenai fenomena alam dianggap tidak memuaskan rasio manusia. Tahap
positif-ilmiah menjadi kejayaan pemikiran peradaban Barat dengan hasil yang
luar biasa dalam bidang sains dan teknologi. Keduanya muncul sebagai penguasa
baru menggantikan kekuasaan lama yang telah dianggap usang. Doktrin usang telah
hilang, yang gelap menjadi terang. Dunia Barat menemukan jati dirinya melalui
pergerakan rasio secara terus-menerus hingga mencapai puncak kejayaannya.
SAINS SEBAGAI PENGUASA
Yang menjadi penting dalam perkembangan sains bukan
hanya kemenangan dalam menyingkirkan mitos-mitos dan kekuasaan rohaniawan.
Lebih dari itu, sains telah mendorong perubahan tatanan masyarakat Eropa, baik
menyangkut perubahan dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri,
lunturnya kekuasaan feodal, bangkitnya semangat kebebasan dan kesetaraan, juga
hasrat untuk menemukan dunia baru lewat penjelajahan.
Kemenangan sains adalah kemenangan atas suatu
‘doktrin’ kebenaran. Sebagai metode ilmiah, sains telah menetapkan panduan bagi
manusia untuk sampai pada titik kebenaran. Dalam sejarah sains tercatat
sekelompok ilmuwan positivis pada abad 19 yang berusaha menancapkan dominasi
mereka terhadap seluruh aspek kehidupan. Mereka yakin jika semua disiplin ilmu
dibangun dengan dasar ilmiah, cita-cita perubahan akan tercapai dan kehancuran
bisa dihindari. Keyakinan mereka termuat dalam ‘manifesto sains’, yang berisi
keyakinan-keyakinan bahwa:
1. Penerapan
pendekatan ilmu alam mesti digunakan pula dalam ilmu sosial
2. Logika
hanya berfungsi untuk menelaah pernyataan dan makna dari satu kata
3. Penolakan
terhadap segala bentuk metafisika
Konsekuensi dari manifesto ini adalah semua realitas
harus bisa dijelaskan dalam bahasa matematis dan dapat diobservasi.
TAMPILAN SAINS DALAM IKLAN
Otoritas adalah kekuasaan yang dimiliki seseorang
karena pengetahuan yang ia punya. Dalam kerangka epistemologi, otoritas juga
menjadi salah satu sumber seseorang untuk mendapatkan pengetahuan. Beberapa
iklan di Indonesia telah menampilkan apa yang kita sebut pengorganisasian
produksi, mulai dari hiruk pikuk kegiatan di laboratorium, mesin-mesin canggih,
otomatisasi, robotisasi dsb. Tampilan ini menyiratkan kepada kita bahwa
efisiensi kerja, percepatan produksi, persaingan dan akumulasi menjadi sesuatu
yang tidak dapat dielakkan dalam dunia modern.
SAINS DAN KAPITALISME
Kapitalisme merupakan pengungkapan kebebasan serta
‘kesadaran’ manusia. Selama perkembangannya, kapitalisme telah membuka jalan
bagi kebebasan, terutama kaum budak, untuk melepaskan diri dari hubungan
penghambaan. Sains dan teknologi juga merupakan wujud kebebasan dan kesadaran
diri manusia. Jika kapitalisme membawa masyarakat lepas dari perbudakan feodal,
sains dan taknologi membawa manusia lepas dari hegemoni teologi dan mistik.
Istilah ‘industri’ pada awal mulanya sangatb lekat dengan produksi kebutuhan
sandang, pangan dan papan, kini sudah familliar disandingkan dengan kata
‘media’ menjadi ‘industri media’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar