Halaman

Minggu, 03 November 2013

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN IKLAN - Dasar-Dasar Periklanan

Nama: Selvi Wijaya (915120054)
Kelas: B (Dasar - dasar Periklanan)
Dosen: Santo Tjhin


Sumber:
  • Buku  PERIKLANAN Perspektif Ekonomi Politik
Summary:
  • PERIKLANAN DAN DUNIA KONSUMSI: SEBUAH PENGANTAR


          Iklan-iklan kian lama kian melingkupi kita dalam sebuah dunia yang mesti ditafsirkan; dunia signifikansi. Keadaan sekitar lingkungan urban kita sendiri mengambil suatu bentuk simbolik; objek-objek yang tercabut dari tempat-tempat lazim mereka dalam kehidupan fisik kita, dari konteks material mereka, mengambil makna-makna simbolik baru pada berbagai papan iklan dan poster dimana mereka tidak lagi menjadi benda-benda, tetapi menjadi tanda-tanda. Adalah sebagian fungsi 'imajiner' dari iklan-iklan untuk mencoba menggabungkan keduanya sedemikian rupa sehingga tanda-tanda ini menjadi benda-benda.

                Dalam amatan Williamson (2007), ketika mengodekan dunia material di sekitar kita dengan cara ini, iklan-iklan menciptakan semesta puzzle - semesta yang tidak bisa kita masuki tanpa 'membaca dan menafsirkan'; semesta yang menuntut kita untuk berhenti dan mengerjakan suatu 'solusi'; semesta dimana kita harus 'memperoleh' lelucon dan kelakar Guinness yang paling akhir. Sebagaimana digambarkan Levi-Strauss, bagi cara berpikir kesukuan(tribal mind), dunia natural tertutup dengan tanda-tanda yang harus dibaca dan dimaknai. Kini, semesta semantik yang disediakan dunia natural ini digantikan oleh suatu sistem simbolik; sistem yang ditahbiskan dengan status "natural".

SEKILAS SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERIKLANAN
          Kapankah iklan itu bermula? Sesungguhnya banyak versi untuk menjelaskannya, bergantung pada pemahaman kita tentang apa yang disebut iklan itu. Namun, seperti kata Supriadi-penulis buku ini-menengok sejarah ibarat membuka sebuah lembaran tentang alur cerita yang membentuk masa kini. Ia juga memaparkan bagaimana iklan muncul dan berkembang di Inggris, Prancis, Amerika, dan tentu saja, juga di Indonesia.

            Jika kita coba telusuri jauh ke belakang, maka materi periklanan pertama dalam peradaban manusia adalah sejumlah besar tanda yang dipasang diatas pintu toko di kota-kota Timur Tengah Zaman kuno. Sejak 3000 SM, masyarakat Babilonia menggunakan tanda-tanda demikian untuk mengiklankan toko-toko mereka sendiri. Bangsa Yunani dan Romawi kuno juga menggantungkan tanda diluar toko mereka. Karena hanya sedikit orang yang dapat membaca, pedagang masa itu menggunakan lambang visual yang mudah dikenali dan diukir pada kayu, keramik, atau toko untuk dipakai sebagai tanda. Disepanjang sejarah, poster dan tanda gambar di pasar dan kuil, sebenarnya telah menjadi media populer untuk menyebarluaskan informasi dan untuk mempromosikan barter serta penjualan barang dan jasa. Hadirnya mesin cetak di abad ke 15 juga telah melahirkan bentuk baru dalam beriklan, yang dikenal dengan nama selebaran. Selebaran ini tampaknya lebih menguntungkan dibanding poster atau tanda karena bisa direproduksi dan didistribusikan kepada banyak orang, baik yang tempat tinggalnya dekat maupun jauh.

           Dari paparan tersebut, kita bisa memperoleh sebuah gambaran bahwa sebelum ditemukannya mesin cetak, iklan sudah dikenal peradaban manusia dalam bentuk pesan berantai. Pesan berantai disampaikan untuk membantu kelancaran jual-beli dalam masyarakat, yang ketika itu mayoritas masih belum mengenal huruf, dengan cara-cara barter. Dunia pemasaran menyebut pesan berantai itu sebagai THE WORD OF MOUTH.
Selanjutnya, bentuk iklan mengalami perkembangan menjadi relief-relief yang diukir pada dinding-dinding. Hal itu dibuktikan dari penggalian puing-puing Herculaneum, yakni ditemukan gambar dinding yang mengumumkan rencana penyelenggaraan pesta pertarungan gladiator. Pada era Julius Caesar, banyak toko-toko di kota besar yang telah memakai tanda dan simbol atau papan nama. Itulah media utama dalam beriklan yang digunakan masyarakat Romawi pada masa itu. Hingga ditemukannya mesin cetak, iklan kerap digunakan untuk kepentingan komersial.

          Pada awal abad 16 dan 17, yang banyak ditampilkan adalah iklan tentang budak belian, kuda, serta produk-produk baru seperti buku dan obat-obatan. Munculnya iklan buku dan obat-obatan menunjukan bahwa orang saait itu sudah memperhatikan pentingnya kesehatan dan pendidikan. Hingga di tahun 1990, sebagian agensi di Amerika menulis iklan untuk klien dan mulai bertanggung jawab atas kampanye periklanan seutuhnya. Pada tahun 1920-an, agensi semacam ini dengan sendirinya telah menjadi perusahaan besar dan terus mengembangkan teknik dan metode abru yang dapat mempengaruhi apa yang disebut 'konsumen , lazimnya'. Di titik sejarah inilah periklanan mulai dianggap, terutama sebagai alat persuasi oleh eksekutif perusahaan. 








Daftar Pustaka:
Supriadi, Yadi. 2013. Periklanan Perspektif Ekonomi Politik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Tidak ada komentar: