Nama: Selvi Wijaya (915120054)
Kelas: B (Dasar - dasar Periklanan)
Dosen: Santo Tjhin
Sumber:
- Buku "Advertising That Sells" oleh Dyah Hasto Palupi & Teguh Sri Prambudi
Summary:
- Bagian X - Soffell: Unlearn the PAst, Be Visionary
Soffell
Unlearn the
Past, Be Visionary
Seperti yang
diungkapkan dalam artikel majalah bisnis dan ekonomi itu, seorang pengamat
pemasaran berkomentar dengan nada pesimis. “Sari puspa sudah sangat Indonesia
dan pasarnya menengah ke bawah. Kenapa harus diganti dengan Soffell yang berbau
asing. Saya sangat meragukan Soffell ini bisa sekuat Sari Puspa”
Soffell
dinilai mempertaruhkan ekuitas mereknya di Indonesia. Dan nama Sari Puspa yang
dibangun dengan susah payah selama 16 tahun bisa jadi menang sia-sia. Brand
awareness dan persepsi kualitas konsumen Sari Puspa yang sudah bagus bisa
hilang begitu saja.
Alasan
paling kuat untuk mengganti nama, dalam rangka membawa brand Soffell masuk ke
pasar Internasional. Selama ini produk Sari Puspa hanya dijual di pasar dalam
negri, sementara untuk pasar luar negeri (Vietnam, Thailand dan Malaysia)
menggunakan nama Soffell.
Kategori
Baru
Era baru
Soffell dimulai sejak mengganti namanya, November 2004. Inilah titik baik
perjalanan produk yang awalnya bukan siapa-siapa menjadi sesuatu yang
membanggakan, baik bagi PT. Herlina Indah, produsennya, maupun bangsa
Indonesia.
Soffell
adalah kategori baru produk obat antinyamuk oles yang pertama di Indonesia,
bahkan mungkin dunia. Ketika pertama kali diluncurkan tahun 1989 dalam bentuk
gel dengan nama Sari Puspa, pasar obat antinyamuk di Indonesia masih hanya
mengenal tisu penolak nyamuk yang dikembangkan dengan merek Sakti, Autan, dsb.
Kini soffell
tidak hanya memimpin Indonesia, ia juga menjadi memimpin pasar di Thailand dan
Vietnam. Dengan dominasinya yang besar di pasar obat antinyamuk oles inilah.
Soffell yakin bisa menjadi merek terbesar di kategori produk insect repellent
di dunia.
Chrossing
the Chasm
Kalau
menurut perjalanannya, kita bisa membaca dinamika Soffell adalah dinamika
memimpin pasar. Tidak banyak brand yang bisa berprilaku sebagai layaknya
pemimpin pasar, kalau memang tidak memiliki modal dan kemampuan. Dalam hal ini
Soffell boleh dibilang segelintir merek pemimpin pasar yang berhasil hingga
bisa melompati parit (chrossing the chasm) dari pasar pemula menuju pasar
utama.
Tahapan
tersulit dalam dalam penetrasi produk baru ialah bagaimana melompati parit dari
pasar pemula menuju pasar utama. Tahapan ini merupakan fase paling kritis yang
harus diwaspadai. Bila mampu melewatinya, menurut Moore, dipastikan perjalanan
produk untuk menguasai pasar akan makin lempang.
Edukasi
dan Edukasi
Komunikasi
yang dilakukan Soffell bertujuan untuk edukasi pasar. Selain dapat mebentuk
hubungan baik dengan konsumen, juga dapat terus memperluas pasar. Bagi Soffell,
edukasi pasar bukan resiko sebagai pemain baru, tapi lebih dianggap sebagai
tanggung jawab pemimpin pasar. Sebagai pemimpin pasar, ialah yang paling tahu
target pasarnya dan paling tahu bagaimana mengembangkan target pasarnya. Oleh
karena itu, proses edukasi tak pernah berhenti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar