Nama: Selvi Wijaya (915120054)
Kelas: B (Dasar - dasar Periklanan)
Dosen: Santo Tjhin
Sumber:
- Buku PERIKLANAN Perspektif Ekonomi Politik
Summary:
- Bagian IX - Industrialisme dan Visi Maskulin
Bab kesembilan ini berisi tentang analisis mengenai
keberadaan produk minuman berenergi: hubungan antara pria dengan wilayah kerja
produktif, tujuan utama kapitalis-industri, kaitan produk minuman berenergi
dengan produktivitas kerja, kebugaran dan kejantanan.
TAHAP INDUSTRI GLOBAL
Apa makna atau pesan yang bisa Anda tangkap dari
minuman berenergi? Mengapa harus ada minuman berenergi? Sebagian orang mungkin
menjawab sebagai ketuhan agar tubuh kita tetap fit atau bugar. Sebelum menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita harus mulai dari berbagai asumsi dasar
yang melatarbelakangi kemunculan sebuah produk dalam perkembangan zaman yang
kita lalui. Salah satu asumsinya, perkembangan industri yang terus meningkat,
berdampak pada tingkat persaingan manusia. Persaingan ini terus memompa
masyarakat agar menjadi individu-individu yang kuat dalam ganasnya lingkungan,
hingga mencapai titik puncaknya dalam persiangan global.
Revolusi industri menjadi sebuah babak sejarah yang
dianggap banyak memberikan perubahan pada tatanan ekonomi politik, sosial, dan
budaya yang ada di dunia. Pergerakan industri dan perusahaan secara global juga
tidak lepas dari revolusi teknologi komunikasi dan informasi yang terus
berlangsung hingga kini.
TUJUAN INDUSTRIALISME
Industri bisa diilustrasikan sebagai ruang yang
berada dalam bangunan kapitalisme, atau sistem kerja yang berada di bawah corak
produksikapitalis. Untuk memahami tujuan industri global, kita harus berangkat
dari beberapa ajaran Karl Marx tentang corak produksi kapitalis, teori
nilai-lebih dan kerja, juga proses bagaimana tenaga kerja dimiskinkan oleh
sistem tersebut.
Bagaimana caranya perusahaan dan kapitalis
memaksimalisasi keuntungan mereka? Jawabannya dengan melakukan pemiskinan atau
pemelaratan tenaga kerja melalui waktu kerja lebih dari yang semestinya pekerja
lakukan. Contohnya, jika satu buah kemeja diproduksi dalam waktu 2 jam dan
pekerja itu bekerja sehari selama 8 jam, 4 kemeja bisa dihasilkan oleh seorang
pekerja dalam satu hari. Disini terlihat betapa pentingnya tenaga kerja dalam
sistem kapitalisme dan dalam sistem industri yang hingga kini terus
berlangsung. Tujuan industrialisme sendiri tidak lain sebagai pengejantawahan
dari tujuan kapitalisme, yakni akumulasi kapital atau pelipatgandaan kekayaan.
KEJANTANAN DAN KEBUGARAN
Hingga kini terdapat beberapa produk minuman
berenergi dengan berbagai varian beserta iklan-iklannya. Peningkatan persaingan
dan pecepatan pertumbuhan menjadi sangat lazim dilakukan pada era globalisasi.
Di Indonesia, produk minuman berenergi muncul sudah cukup lama, sebut saja
extra joss, bima ener-g, kukubima, M-150, hemaviton dsb. Keberadaan merek-merek
tersebut merupakan kosekuensi dari upaya masyarakat maupun pemerintah dalam
meningkatkan produktivitas ekonomi masyarakat.
Salah satunya iklan extra joss, syarat dengan
gender. Mereka mencoba merepresentasikan bagaimana pembagian kerja dalam
masyarakat telah ditata sedemikian rupa, baik untuk laki-laki maupun perempuan.
Gender sendiri merupakan atribut yang dilekatkan, baik kepada laki-laki maupun
perempuan dalam kehidupan masyarakat. Laki-laki misalnya di identikan dengan
kuat, cekatan dan rasional. Sementara perempuan sebaliknya.
Kemudian apa yang dimaksud dengan kejantanan? Yaitu
segenap karakteristik, keadaan, atau esensi yang ada pada laki-laki sebagai
sebuah kehormatan. Dalam produk minuman berenergi, industrialisme serta visi
maskulin ini mendapatkan tempatnya dan kejantanannya mendjadi norma sosial yang
patut dipatuhi oleh segenap kaum adam.
Gender dan pembagian kerja kemudian menjadi hal yang
tidak dapat dielakkan dalam masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan sudah
ditempatkan secara permanen dalam ranah masing-masing. Keberadaan perempuan
sebagai tenaga kerja ini justru sangat menguntungkanpihak kapitalis. Terbukanya
kesempatan perempuan untuk masuk ke wilayah kerja produktif menjadi keuntungan
besar bagi kepentingan ekonomi politik kapitalis. Dengan semangat persamaan hak
dan kesempatan kerja bagi kaum perempuan, kapitalis seolah mendapat angin
segar. Perempuan kemudian memiliki kedudukan yang sama seperti laki-laki
sebagai tenaga kerja yang diberi upah. Iklan minuman berenergi pun mulai
menjadikan perempuan sebagai sasaran konsumen produk mereka. Contoh iklan
KukuBima Ener-G, menyiratkan pesan bahwa di era-industri, kebugaran tidak hanya
menjadi norma bagi kaum laki-laki, tetapi perempuan juga harus tunduk terhadap
norma tersebut.
CATATAN: TENTANG TEKNOLOGI
Peningkatan-peningkatan teknologi sebagai sarana
produksi dalam berbagai bidang pekerjaan terus ditingkatkan, teknologi informasi
diperbaharui, kekuatan teknologi ditambah. Bahkan dalam sebagian pekerjaan,
sebagian manusia sudah tergantikan dengan robot-robot. Konsekuensi dari kondisi
ini adalah
1. Teknologi
tidak lagi dipandang sebagai alat yang meringankan pekerjaan manusia sebagaimana
tujuan penciptaan awal
2. Waktu
luang menjadi barang yang sangat mahal
Kenyataan yang harus diterima manakala teknologi
bekerja dengan daya tahan dan produktivitas tinggi, tenaga kerja wajib bekerja
dengan daya tahan dan produktivitas yang tinggi pula. Daya tahan dan
produktivitas kerja ini ditopang dengan norma kebugaran melalui produk-produk
minuman berenergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar