Halaman

Senin, 04 November 2013

Nama: Selvi Wijaya (915120054)
Kelas: B (Dasar - dasar Periklanan)
Dosen: Santo Tjhin


Sumber:
  • Buku  PERIKLANAN Perspektif Ekonomi Politik
Summary:
  • Bagian I - Konsep Periklanan - Sejarah Periklanan

Bab ini memaparkan sejarah periklanan di beberapa negara: Inggris, Prancis, Amerika, dan Indonesia; situasi sosial yang mendorong terbentuknya periklanan; peranan revolusi industri dalam memacu roda perekonomian; keterkaitan antara perekonomian, gaya hidup dengan periklanan; dan keberadaan pers dalam mendukung kegiatan periklanan.

INGGRIS
Membicarakan sejarah periklanan di Inggris tidak akan lepas dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi di sana. Keberadaan newssheet sebagai cikal bakal surat kabar di dunia juga tidak lepas dari revolusi industri, terutama revolusi percetakan. Newssheet pada saat itu sangat dibutuhkan kalangan saudagar sebagai pendukung aktivitas ekonomi mereka. Namun dalam perkembangannya, dijadikan sebagai sarana untuk mencari uang.

Pada awalnya istilah advertising sendiri pada awalnya bukan kegiatan penjualan produk/jasa seperti sekarang. Dahulu, kegiatan jurnalistik yang dikelola saudagar berfokus pada informasi yang berkenaan dengan perdagangan dan perekonomian. Informasi-informasi seperti perang, bencana, maupun kegiatan lain dianggap sebagai advertising. Artinya advertising memiliki makna hampir sama dengan selingan.

Namun dalam perkembangannya, istilah advertising kemudian berubah menjadi kegiatan periklanan seperti yang kita kenal sekarang. Ia berguma bukan hanya untuk menjual produk atau jasa, melainkan juga untuk membiayai kelangsungan pengelolaan pers.




PRANCIS
Pada umumnya mereka mengetahui bahwa negara yang terletak di Benua Eropa ini memiliki tradisi mode yang sangat maju. Bisa dibayangkan bagaimana pesatnya industri garment (pakaian), perhiasan, maupun kerajinan saat itu. Bisnis periklanan di Prancis pada 1820 pertama kali dikenal dengan sebutan reclame, yang merupakan fenomena dari perkembangan kapitalisme. Pada saat itu, keberadaan periklanan di Prancis masih dianggap hal yang aneh karena kegiatan bisnis secara luas masih dijalankan secara langsung (face to face). Cara penjualan seperti itu semakin lama semakin ditinggalkan.  Selain tidak memberikan bayak pilihan, cara tersebut dirasa kurang efektif karena tidak dapat menjual barang secara banyak dan cepat.

Kemudian muncul sistem perdagangan Self Service, yang memberikan kenyamanan bagi konsumen pada lain sisi membuat konsumen merasa awam dengan barang yang begitu banyak (contoh:supermarket). Oleh karena itu, periklanan menjadi sumber informasi utama sebagai referensi awal bagis etiap konsumen, dan keberadaannya pun makin lama makin dibutuhkan. Persaingan antarkorporasi periklanan berjalan cukup ketat. 


AMERIKA
Periklanan mulanya dilakukan dengan cara yang sederhana, yaitu menggunakan kertas selembar (pamflet) yang ditempel di setiap ruang kota. Perkembangan periklanan semakin meningkat sejalan dengan perkembangan dunia pers. Oleh karena itu, iklan dalam bentuk media cetak menjadi bentuk periklanan tertua yang pernah ada. Sekitar tahun 1940-an adalah masa dimana iklan sudah masuk televisi komersial. Sama halnya dengan yang dilakukan radio, periklanan televisi pada awalnya muncul dalam bentuk program. Sejak kemunculan agen periklanan di Amerika, merek dagang, jingle maupun seni periklanan mulai diperkenalkan. Dampak dari kemunculan agen periklanan ini adalah persaingan usaha yang semakin besar serta pertumbuhan pasar yang disertai dengan berbagai kemunculan merek dagang. 

Pada lain sisi, pertumbuhan agen periklanan tidak jauh berbeda dengan perusahaan-perusahaan itu sendiri. Di dalam kapitalisme, baik perusahaan maupun agen periklanan, semua bangkit menjadi konglomerasi. 

INDONESIA
Sejak runtuhnya rezim orde baru, pertelevisian di Indonesia semakin lama semakin meningkat dan jumlah stasiun televisi swasta pun terus bertambah. Pada masa orde baru saluran informasi hanya dipegang oleh TVRI sehingga pemenuhan informasi bagi masyarakat, terlebih lagi informasi mengenai kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan masyarakat sangat terbatas. Waktu itu iklan belum menjadi bagian yang sangat dominan dalam pertelevisian di Indonesia. Iklan hanya tersedia di media cetak, radio, dan di ruang terbuka seperti billboard maupun spanduk.

Sejarah periklanan di setiap negaratidak akan lepas dari sejarah kemunculan media massa yang menjadi salurannya. Hal ini berlaku pula di Indonesia di mana media massaterutama surat kabar baru muncul sekitar akhir abad 18 dan awal abad 19. Selain itu kondisi sosial, ekonomi, politik bagi perkembangan periklanan di Indonesia semakin lama semakin membaik, hingga memasuki masa Orde Baru terutama ketika pemerintah menerapkan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA). Meski dalam keadaan ekonomi yang masih merangkak, dua undang-undang ini dimaksudkan untuk mendorong perputaran dan persaingan roda ekonomi di Indonesia. Alhasil, berbagai korporasi multinasional pun mulai masuk ke Indonesia dan menjadi pemicu bagi meningkatnya kebutuhan akan periklanan. Dari sana, muncul pula perusahaan-perusahaan periklanan nasional dan internasional, salah satunya InterVisa yang dianggap sebagai perintis periklanan modern di Indonesia.










Daftar Pustaka:
Supriadi, Yadi. 2013. Periklanan Perspektif Ekonomi Politik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Tidak ada komentar: